Sandakan
Sebelum pendirian Sandakan, Kepulauan Sulu merupakan sumber persengketaan antara Spanyol dan Kesultanan Sulu untuk dominasi ekonomi di kawasan tersebut. Pada 1864, Spanyol telah memblokade wilayah Kesultanan tersebut di Kepulauan Sulu. Kesultanan Sulu meberikan sebidang lahan di Teluk Sandakan oleh seorang mantan anggota layanan konsuler Jerman untuk melindungi diri dari Jerman. Pada 1878, Kesultanan tersebut menjual timur laut Borneo kepada seorang konsul Austria-Hongaria yang kemudian memberikan teritorial tersebut kepada pedagang kolonial Inggris. Kehadiran Jerman pada wilayah tersebut mendapatkan sorotan dari Inggris. Akibatnya, protokol ditandatangani antara Inggris, Jerman dan Spanyol untuk mengakui kedaulatan Spanyol atas Kepulauan Sulu, dikembalikan ke Spanyol tanpa mencampuri urusan Inggris di utara Borneo.
Sandakan mulai berjaya ketika Perusahaan Borneo Utara Britania mulai membangun sebuah pemukiman baru pada 1879, mengembangkannya menjadi sebuah pusat perdagangan dan komersial aktif serta menjadikannya pusat administratif utama untuk Borneo Utara. Inggris juga mengadakan migrasi Tionghoa dari Hong Kong Britania untuk mengembangkan ekonomi Sandakan. Namun kejayaan tersebut terhenti ketika Jepang menduduki kawasan tersebut. Karena perang berlanjut dan pengeboman Sekutu dimulai pada 1944, kota tersebut hancur total. Karena tak dapat mendanai biaya pembangunan kembali, pemerintah administratif Borneo Utara menyerahkannya kepada pemerintah Koloni Mahkota. Kemudian, ibu kota administratif Borneo Utara dipindahkan ke Jesselton. Sebagai bagian dari Rencana Pengembangan dan Pembangunan Kembali Kantor Kolonial 1948–1955, pemerintah koloni mahkota mulai mengembangkan industri perikanan di Sandakan. Sekarang, Sandakan berisi para imigran ilegal dari selatan Filipina.
Sandakan adalah salah satu pelabuhan utama untuk ekspor minyak, tembakau, kopi, sagu, dan kayu. Aktivitas ekonomi lainnya meliputi perikanan, pembangunan kapal, pariwisata, dan pabrik. Beberapa tujuan wisata di Sandakan adalah Museum Warisan Sandakan, festival Kebudayaan Sandakan, Monumen Perang Sandakan, Penampungan Orang Utan Sepilok, Taman Nasional Kepulauan Penyu, dan Gua Gomantong.
Sebuah pemukiman Eropa pertama dibangun oleh seorang penyeludup Skotlandia dari Glasgow bernama William Clark Cowie yang menamai pemukiman tersebut "Sandakan", (dalam bahasa Suluk artinya "Tempat yang digadaikan"). Tempat tersebut kemudian diganti namanya menjadi Kampong German (Kampung Jerman), karena kehadiran beberapa basis Jerman disana. Ketika pemukiman baru lainnya dibangun tak lama setelah pemukiman Cowie sebelumnya dihancurkan oleh sebuah kebakaran, pemukiman tersebut disebut sebagai Elopura, yang artinya "kota cantik". Nama tersebut diberikan oleh Perusahaan Borneo Utara Britania namun penduduk lolkal tetap menggunakan nama yang lama dan kemudian pemukiman tersebut kembali namanya diubah menjadi Sandakan. Selain Elopura, pemukiman tersebut juga dijuluki Hong Kong Kecil karena keberadaan etnis Tionghoa yang kuat yang bermigrasi dari Hong Kong (utamanya Kanton dan Hakka). Pryer merupakan orang yang menamai pemukiman tersebut Elopura yang artinya "kota cantik". Beberapa tahun kemudian, pemukiman tersebut kembali dinamai menjadi Sandakan. Namun, nama Elopura masih digunakan untuk beberapa fungsi pemerintahan lokal dari Majelis Legislatif Negara Bagian Sabah, termasuk pemilihan. Kota tersebut biasanya disebut "Sandakan" pada masa sekarang ketimbang "Elopura" atau "Hong Kong Kecil". Namun, terdapat sebuah upaya yang dibuat untuk mengembangkan Sandakan sehingga kota tersebut kembali disebut "Hong Kong Kecil".
Peta - Sandakan
Peta
Negara - Malaysia
Bendera Malaysia |
Malaysia sebagai negara federal belum pernah ada sampai tahun 1963. Sebelumnya, sekumpulan koloni didirikan oleh Britania Raya pada akhir abad ke-18, dan bagian barat Malaysia modern terdiri dari beberapa kerajaan yang terpisah-pisah. Kumpulan wilayah jajahan itu dikenal sebagai Malaya Britania hingga pembubarannya pada 1946, ketika kumpulan itu disusun kembali sebagai Uni Malaya. Seiring dengan semakin meluasnya tentangan, kumpulan itu lagi-lagi disusun kembali sebagai Federasi Malaya pada tahun 1948 dan kemudian meraih kemerdekaan pada 31 Agustus 1957.
Mata uang / Bahasa
ISO | Mata uang | Simbol | Angka signifikan |
---|---|---|---|
MYR | Ringgit (Malaysian ringgit) | RM | 2 |
ISO | Bahasa |
---|---|
EN | Bahasa Inggris (English language) |
ML | Bahasa Malayalam (Malayalam language) |
MS | Bahasa Melayu (Malay language) |
PA | Bahasa Punjab (Panjabi language) |
TA | Bahasa Tamil (Tamil language) |
TE | Bahasa Telugu (Telugu language) |
TH | Bahasa Thai (Thai language) |
ZH | Bahasa Tionghoa (Chinese language) |